Ilustrasi.

(RIAUHITS.COM) KAMPAR - Harga jual karet yang anjlok sangat menyengsarakan para petani karet di Kabupaten Kampar. Di wilayah itu, harga karet dari hasil kebun petani hanya dihargai senilai Rp5.600 hingga Rp5.800 per kilogram. Padaha, sekitar empat tahun silam, petani karet di Kampar bisa menjual karet seharga Rp19 ribu per kilogram.

Adapun harga murah itu diterima petani sejak enam bulan belakangan. Menurut Jamil, seorang petani Karet di Kecamatan Salo, kondisi harga karet saat ini sangat memprihatinkan dan menyulitkan kehidupannya. Harga kisaran Rp5.600 hingga Rp5.800 merupakan harga yang ia terima dari penampung.

"Mungkin kalau jual langsung ke pabrik harga bisa tinggi, namun kami tidak punya akses langsung ke sana," ucapnya.

Ia saat ini memiliki kebun karet seluas 1 hektare. Dua tahun lalu, harga jual karet masih cukup menguntungkan bagi dirinya. Dari hasil kebun karet itu, dulunya, ia bisa membangun rumah, membiayai makan, dan kebutuhan keluarga serta sekolah anak. Akan tetapi, saat ini, hasil dari kebun sudah pas-pasan alias hanya untuk cukup makan saja dan tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan lain.

"Saat ini untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya terpaksa bekerja serabutan sebagai tukang," jelasnya.

Dalam memanen getah, dulunya, ia pun dapat mempekerjakan orang, sedangkan saat ini, dengan harga segitu, ia terpaksa memanen sendiri, yang terkadang tidak maksimal karena dikerjakan sendiri.

"Kami tentunya kecewa dengan kondisi harga sekarang ini, tapi mau bagaimana lagi kami cuma bisa melakukan ini untuk kebun kami," tuturnya.

Menurutnya, jika ingin menerima hasil cukup untuk memenuhi kebutuhan, diperlukan kebun karet seluas 3 hektare. Adapun kebus dengan luas kurang dari itu tidak akan cukup dengan harga saat ini.

"Saya berharap di tahun 2019 ini harga di tingkat petani bisa lebih baik lagi, paling tidak Rp10.000 per kilonya," ungkapnya.(rzt)